15 Desember 2008
Jurus Pamungkas Laskar Pelangi
Setelah membuat para pecintanya berdebar-debar selama lebih dari setengah tahun, buku terakhir tetralogi Laskar Pelangi, yakni Maryamah Karpov, diluncurkan akhir November lalu. Toko buku se-Indonesia pun dibanjiri ribuan pesanan untuk mendapatkan buku itu pada kesempatan pertama. Ratusan kopi langsung terjual ludes pada awal Desember dan pecinta buku yang lain harus menunggu datangnya kiriman kedua.
Apa yang menarik dari buku keempat ini? Pecinta Laskar Pelangi yang sudah membaca Sang Pemimpi, Edensor, dan Laskar Pelangi, tampaknya ingin mengetahui nasib A Ling, Lintang, anggota Laskar Pelangi lain, dan tentu saja Ikal serta Belitong.
Film Laskar Pelangi telah menyihir penonton. Sampai bulan lalu tercatat 4,3 juta penonton di berbagai kota menonton film dengan karcis Rp 20.000,- yang sulit diperoleh itu. Belum lagi penonton layar tancap di Belitong yang diperkirakan mencapai 200 ribu orang. Dengan prestasi penonton sebanyak itu sutradara dan produser film ini memutuskan untuk tidak mengikutkan Laskar Pelangi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2008 di Bandung, Jumat (12/12) kemarin. Jumlah penonton sudah membuktikan bahwa film itu sangat berkenan di hati masyarakat Indonesia.
Tetralogi Laskar Pelangi dapat dipandang sebagai biografi Andrea Hirata (Ikal) dalam mencapai pendidikan tinggi. Semangat Laskar Pelangi untuk belajar, walau keadaan sekolah Muhamadiyah di Belitong memprihatinkan, sangat tinggi. Andrea ingin membuktikan bahwa dengan doa dan kerja keras segala rintangan dapat diatasi. Di sekolah seadanya itu ternyata berkumpul anak-anak luar biasa. Lintang, sang fisikawan genius; juga Arai, Mahar, Samson, Kucai, Harun, dan sejumlah anak lain dengan bakat dan semangat menyala untuk belajar. Arai akhirnya diundang kembali ke Prancis untuk menyelesaikan tesisnya dan sekaligus ditawari melanjutkan studi sampai ke tingkat doktor. Dia berangkat dengan gadis pujaannya, Zakiah, yang berhasil diperistrinya.
Lintang harus meninggalkan sekolah sewaktu SMP, tak bisa melanjutkan studi ke SMA, apalagi ke universitas. Namun dalam novel Maryamah Karpov yang diberi judul kecil: mimpi-mimpi Lintang, kita disodori kisah tentang Lintang yang sudah menjadi juragan kopra namun tetap menunjukkan kejeniusannya saat merancang perahu Ikal yang akan dipakai untuk mencari A Ling di kepulauan Batuan. Demikian rinci ukuran kapal yang harus dibuat Lintang sampai ke hitungan sentimeter, termasuk jenis kayu yang harus dipakai. Lintang juga yang menolong Ikal mengangkat kapal yang sudah ratusan tahun terkubur di dasar sungai dengan rumus fisikanya! Karena itu perahu tersebut kemudian diberi nama: Mimpi-Mimpi Lintang.
Andrea Hirata tidak hanya menuliskan ''biografi'' sembarangan. Dia telah melakukan studi antropologi tentang kebiasaan orang Melayu Kepulauan yang punya selera humor sangat tinggi, dan dengan narasinya tentang rasa humor itu kita dibuat tertawa terbahak-bahak. Tentang ilmu perkapalan, pelayaran, geografi, fisika, kedokteran gigi, dan bahkan ''ilmu klenik''.
Dalam sosok Mahar tersimpan rahasia terkuburnya kapal di dasar sungai itu dan dengan pertolongan Mahar pula dia berhasil bernegosisai dengan Tuk Bayan Tula dan Dayang Kaw, dua tokoh setempat yang sangat ditakuti, untuk diizinkan mencari A Ling di Batuan selama tiga hari.
A Ling akhirnya ditemukan pada hari terakhir di sebuah barak kumuh dalam keadaan lemah. Saat meninggalkan Batuan mereka dikejar kelompok Tambok namun lantaran perahu mereka lebih baik dan layar didorong angin, maka mereka mampu lepas dari kejaran dan pulang ke kampung.
Ikal masih harus memenuhi hasrat Ketua Karmun untuk menghidupkan poliklinik gigi dengan dokter cantik Diaz. Caranya, dia mesti menyerahkan diri untuk dibedah giginya karena gusi gigi bungsunya membengkak. Keberhasilan dokter melakukan bedah gigi Ikal itu membuat penduduk kampung berduyunn berkunjung ke klinik untuk berobat.
A Ling sudah ditemukan namun pernikahan mereka tak disetujui ayah Ikal. Apa yang harus dilakukan?
Semua diceitakan Andrea Hirata dengan rinci dan ilmiah. Hal itu menunjukkan keluasan bacaan, wawasan, dan intelektualisme serta imajinasinya yang tinggi.
Lika-liku kehidupan anggota Laskar Pelangi diceritakan tuntas dalam jidid pamungkas tetralogi Laskar Pelangi, dengan gaya Andrea Hirata yang mengagumkan! Soal Maryamah Karpov dan gambar gadis bermain biola di sampul depan, ternyata itu Nurmi, putri Mak Cik Maryamah Karpov! (*)
*) Sunaryono Basuki Ks, sastrawan, tinggal di Singaraja
Judul Buku: Maryamah Karpov
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang, Jogjakarta
Cetakan: November 2008
Tebal: 504 + xii Halaman
Sumber Jawa Pos, 15 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar